World Wetlands Day atau Hari Lahan Basah Sedunia diperingati setiap tanggal 2 Februari di seluruh dunia. Hari Lahan Basah Sedunia diperingati untuk meningkatkan kesadaran tentang lahan basah.
Pada tanggal 30 Agustus 2021, Majelis Umum PBB mencanangkan 2 Februari sebagai Hari Lahan Basah Sedunia. 2 Februari dipilih karena tanggal tersebut diadakannya Konvensi tentang Lahan Basah Penting Internasional (Convention on Wetlands of International Importance) di Laut Kaspia, kota Ramsar, Iran pada tahun 1971.
Tema Hari Lahan Basah Sedunia 2022 yakni Wetlands Action for People and Nature atau Aksi Lahan Basah untuk Manusia dan Alam.
Latar belakang diperingati Hari Lahan Basah Sedunia tak lain karena hampir 90 persen lahan basah dunia telah terdegradasi sejak tahun 1700-an. Masyarakat dunia kehilangan lahan basah tiga kali lebih cepat daripada hutan.
Lahan basah adalah ekosistem yang sangat penting yang berkontribusi pada keanekaragaman hayati, mitigasi dan adaptasi iklim, ketersediaan air tawar, ekonomi dunia, dan banyak lagi. Olah sebab itu, sangatlah penting meningkatkan kesadaran nasional dan global tentang lahan basah untuk membalikkan kehilangan yang cepat dan mendorong tindakan untuk melestarikan dan memulihkannya.
Hari Lahan Basah Sedunia adalah waktu yang ideal untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ekosistem yang sangat penting. Saat ini lahan basah di seluruh dunia mencakup lebih dari 2,5 juta kilometer persegi. Lahan basah adalah ekosistem di mana air merupakan faktor utama yang mengendalikan lingkungan dan kehidupan tumbuhan dan hewan yang terkait.
Definisi luas lahan basah mencakup ekosistem air tawar dan laut, pesisir seperti semua danau dan sungai, akuifer bawah tanah, rawa, padang rumput basah, lahan gambut, oasis, muara, delta dan dataran pasang surut, hutan bakau dan daerah pesisir lainnya, terumbu karang, dan semua situs buatan manusia seperti kolam ikan, sawah, waduk dan kolam garam.
Lahan basah sangat penting bagi manusia dan alam, mengingat nilai intrinsik ekosistem dan manfaatnya. Termasuk kontribusi lingkungan, iklim, ekologi, sosial, ekonomi, ilmiah, pendidikan, budaya, rekreasi, dan estetika bagi pembangunan berkelanjutan dan kontribusi manusia.
Lahan basah merupakan solusi alami untuk mengurangi ancaman global perubahan iklim karena mampu menyerap karbon dioksida sehingga membantu memperlambat pemanasan global dan mengurangi polusi, karenanya sering disebut sebagai "Ginjal Bumi". Lahan gambut saja menyimpan karbon dua kali lebih banyak daripada gabungan semua hutan dunia. Namun, ketika dikeringkan dan dihancurkan, lahan basah mengeluarkan karbon dalam jumlah besar.