Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria menanggapi pernyataan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden yang telah memprediksi Kota Jakarta akan tenggelam. Dalam pidatonya Joe Biden memprediksi ibu kota Indonesia ini akan tenggelam 10 tahun lagi akibat naiknya permukaan air laut.
Namun, Ahmad Riza Patria memiliki sudut pandang lain atau berbeda terkait hal tersebut. “Memang di Jakarta datarannya rendah, jadi di Jakarta ada penurunan muka tanah setiap tahunnya. Namun, tidak berarti 10 tahun Jakarta tenggelam,”.
Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut menjelaskan bahwa Pemprov DKI terus melakukan berbagai upaya untk mengantisipasi penurunan muka tanah. Salah satunya koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui beberapa program, seperti percepatan pipanisasi air guna memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Apabila kebutuhan air bersih terpenuhi, warga tidak lagi menggunakan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari.
Jakarta tenggelam pada tahun 2050 sebenarnya sudah sering kali diprediksi. Sejumlah kalangan menengarai tenggelamnya ibu kota dipicu oleh land subsidence. Fenomena land subsidence atau tanah ambles adalah penurunan muka tanah yang dapat diakibatkan oleh berbagai faktor. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menjelaskan, tanah ambles disebabkan oleh dua kelompok besar, yakni faktor geologi dan faktor geoteknik seperti pengambilan air tanah, konsolidasi alami, serta beban bangunan.
Penurunan tanah per tahun tergantung lokasi, paling tinggi, yang diukur, sekitar 14 sentimeter sampai 14,5 sentimeter. "Tapi, ada lokasi lain yang mengalami penurunan lebih dalam. Kalau dipukul rata, penurunan terjadi sedalam 7,5 sentimeter per tahun. Di Pluit termasuk paling cepat," ungkap Eko. Menurutnya, jika terjadi kebocoran, pada tahun 2050, air laut bisa mencapai tengah kota dan bisa menyebabkan kerugian yang besar.