Setiap 15 Desember, TNI AD mengenang peristiwa Palagan Ambarawa yang diperingati sebagai Hari Infanteri atau belakangan disebut Hari Juang Kartika TNI AD. Yang dimaksudkan untuk mengenang kemenangan militer Indonesia, bersama kekuatan rakyat lainnya, ketika memukul mundur pasukan Belanda dan Inggris pasca-proklamasi kemerdekaan.
Selain menjadikan tanggal 15 Desember sebagai hari khusus untuk mengenang pertempuran Ambarawa, juga dikenang dengan Monumen Palagan Ambawara di Ambarawa, Semarang. Yang tak hanya tentang kegemilangan pasukan Jenderal Sudirman kala itu, tapi juga untuk mengenang ribuan korban yang gugur karena peristiwa tersebut.
Pertempuran Ambarawa, bermula dari keinginan Belanda untuk kembali menguasai Indonesia. Meski Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, hal tersebut tak membuat Belanda seketika pergi begitu saja. Kekalahan Jepang atas sekutu, yang dijadikan momentum tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia untuk melakukan proklamasi, dipandang Belanda sebagai pengembalian kekuasaan tanah Indonesia ke Belanda.
Peristiwa masuknya militer sekutu ke Indonesia tersebut terjadi ketika euforia kemerdekaan tengah menjalar ke berbagai penjuru Indonesia. Euforia tersebut dibarengi dengan sentimen masyarakat Indonesia atas kembalinya sekutu ke tanah Indonesia. Sentimen tersebut kemudian tersulut ketika terdapat temuan bahwa pasukan sekutu yang bertugas untuk merehabilitasi tawanan perang justru mempersenjatainya. Hal ini kemudian memicu pecah insiden antara Tentara Keamanan Rakyat dengan sekutu pada 26 Oktober 1945. Menengahi kejadian tersebut Soekarno dan Brigjen Bethel dari Inggris kemudian melakukan perundingan gencatan senjata pada 2 November 1945. Perundingan tersebut juga dibarengi dengan kesepakatan bahwa jalan raya Ambarawa-Magelang terbuka untuk pihak Republik Indonesia dan sekutu. Melalui perundingan tersebut juga disebutkan bahwa aktivitas NICA tidak diakui oleh sekutu. Akan tetapi, perjanjian tersebut ternyata tak diindahkan oleh pihak Sekutu, hingga meletuslah pertempuran pada 20 November 1945 di Ambarawa dan Magelang. Sekutu melakukan pengeboman di wilayah-wilayah Ambarawa.
Dalam peristiwa tersebut Komandan Resimen Purwokerto Letnan Kolonel Isdiman tewas terbunuh. Kemudian Jenderal Sudirman sebagai Panglima TKR, melancarkan serangan serentak. Pertempuran tersebut selesai pada 15 Desember 1945, di mana militer Indonesia dengan kekuatan paramiliter bikinan rakyat, memaksa Sekutu mundur hingga ke Semarang.
Pertempuran Ambarawa sangat mengerikan. Setiap jengkal tanah dipertahankan secara mati-matian oleh kedua belah pihak. Namun, kemenangan atas pertempuran Ambarawa mesti dibayar mahal. Perlawanan pihak Indonesia membuat 100 prajurit Inggris tewas. Sedangkan, pihak Indonesia kehilangan 2.000 orang, baik dari TKR maupun laskar rakyat.
Untuk mengenang peristiwa tersebut, baik kemenangan maupun kehilangan, maka dibuatlah Monumen Palagan Ambarawa. Oleh karena itu pula, 15 Desember menjadi Hari Juang Kartika TNI AD.