Lidah Buaya sudah digunakan sejak berabad-abad dengan berbagai keperluan. Kurang dari 4000 tahun yang lalu dan sampai saat ini lidah buaya tetap menjadi primadona dan tetap popular, karena lidah buaya memiliki kandungan nutrisi yang luar biasa dibagian pelepahnya. Bahkan pada zaman Cleopatra tumbuhan ini sudah digunakan sebagai bahan kosmetik dan pelembab kulit, jadi tidak heran bahwa Cleopatra tetap awet muda walaupun umurnya semakin tua.
Pada tahun 333 SM orang Yunani telah mengidentifikasikan bahwa tumbuhan lidah buaya ini adalah tumbuhan yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Pada tahun 1500 SM bangsa Mesir Kuno juga memanfaatkan tumbuhan lidah buaya sebagai tumbuhan kesehatan, dan pada masa itu orang Mesir Kuno menyebutkan bahwa lidah buaya sebagai tumbuhan keabadian.
Lidah buaya (Aloe vera) adalah spesies tumbuhan dengan daun berdaging tebal dari genius Alice. Tumbuhan ini bersifat menahun, berasal dari Jazirah Arab, dan tanaman liarnya telah menyebar ke kawasan beriklim tropis, semi-tropis, dan kering di berbagai belahan dunia.
Tanaman lidah buaya banyak dibudidayakan untuk pertanian, pengobatan, dan tanaman hias, dan dapat juga ditanam di dalam pot. Menanam dan merawat lidah buaya ternyata tidak sulit pula. Tanaman yang merupakan salah satu jenis succulent ini pun bisa jadi dekorasi yang manis.
Lidah buaya banyak ditemukan dalam produk seperti minuman, olesan untuk kulit, kosmetika, atau obat luar untuk luka bakar. sejak dulu, daging lidah buaya juga kerap dimanfaatkan untuk menyuburkan pertumbuhan rambut. Walaupun banyak digunakan secara tradisional maupun komersial, uji klinis terhadap tanaman ini belum membuktikan keefektifan atau keamanan ekstrak lidah buaya untuk pengobatan maupun kecantikan.
Jenis lidah buaya yang dikembang di Indonesia adalah jenis Aloe Chinensis Baker, yang berasal dari China, tetapi bukan tanaman asli China. Jenis tanaman yang ada di Indonesia ini sudah dikembangkan di Kalimantan Barat dan lebih banyak dikenal orang dengan nama Lidah Buaya Pontianak.
Lidah buaya dari Pontianak ini sangat berbeda dengan lidah buaya di daerah lainnya (khususnya di Indonesia sendiri), karena lidah buaya asal Pontianak ini memiliki pelepah yang besar dan bahkan untuk 1 pelepah saja memiliki berat 1kg dan bahkan lebih.