Halte transjakarta yang hancur pada hari kamis pada saat demo rancangan ruu cipta kerja omnibus law yang berujung ricuh, kini sudah dibersihkan dan dirapikan langsung oleh petugas dan kini udh bisa beroperasi dengan penjagaan ketat takutnya terjadi lagi pada hari kamis.
"Sudah, belum bisa 100 persen, jadi dioperasikan 50 persen, yang 50 persen dalam proses untuk dibangun ulang. Nah proses pembangunan ulang itu perlu waktu kira-kira 5 minggu, yang separuh, yang sebagian, itu dipasang sementara. Jadi belum permanen sampai separuh kemudian selesai baru nanti diperbaiki," kata Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kepada wartawan di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu, 11 Oktober 2020.
Anies mengatakan pihaknya akan melakukan penjagaan ekstra di fasilitas umum untuk mengantisipasi adanya demo susulan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kata Anies, akan turut menggandeng TNI-Polri dalam rencana penjagaan itu.
Sejumlah halte TransJakarta dirusak ketika demo penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja berujung ricuh. Mulai besok, halte-halte itu akan beroperasi 50% untuk melayani penumpang. "Ya Insyaallah, jadi dengan Kodam dengan kepolisian dan jajaran DKI, kita akan siapkan penjagaan ekstra untuk fasilitas-fasilitas umum yang ada di sekitar sini," ucapnya.
Anies menjelaskan kejadian yang terjadi pada Kamis, 11 Oktober 2020 kemarin merupakan kali pertama para pendemo membakar fasilitas umum. Karena alasan itulah, Pemprov DKI, dikatakan anies, berencana melakukan penjagaan itu.
"Memang ini baru pertama kali terjadi, demo di Jakarta. Sudah terjadi berkali-kali dalam beberapa tahun ini juga terjadi, tapi belum pernah kita mengalami sebuah demonstrasi di mana ada pelaku-pelaku yang sampai membakar fasilitas umum di sepanjang Thamrin dan Sudirman. Jadi insyaallah pada waktu yang akan datang ada penjagaan lagi," tutur Anies.
Sebelumnya, ada 46 halte yang mengalami kerusakan dan 3 halte lainnya rusak berat usai demo pada Kamis, 7 Oktober 2020 itu. Pemprov DKI memperkirakan perbaikannya memakan biaya Rp 65 miliar.