Andrea Dovizioso sudah pesimistis bisa meraih gelar juara dunia MotoGP 2020. Motor Ducati miliknya tak mumpuni bersaing dengan para rival. Dovizioso harusnya bisa memaksimalkan musim ini untuk memenuhi ambisinya menjadi juara dunia. Sebab, Marc Marquez yang kerap menghalangi jalannya absen sedari awal musim karena cedera patah tangan.
Dengan motor Ducati miliknya, Dovizioso lantas jadi favorit juara selain Fabio Quartararo dan Maverick Vinales. Tapi, Dovizioso malah tidak bisa memanfaatkannya dengan baik. Dari 11 seri berlalu, Dovizioso baru menang sekali di di MotoGP Austria yang memang jadi sirkuit favorit Ducati. Selain itu, Dovizioso cuma sekali finis podium yakni urutan ketiga di MotoGP Jerez selaku seri pembuka.
Sisanya, Dovizioso finis posisi 6, 11, 5, 7, 8, 4, 7, dan terakhir posisi ke-13 di MotoGP Teruel, Minggu, 25 Oktober 2020 malam WIB tadi. Padahal Dovizioso sempat ada di posisi ketujuh setelah start dari urutan ke-17, namun performa Desmosedici miliknya menurun dan akhirnya cuma meraih tiga poin Dovizioso kini ada di posisi kelima klasemen pebalap MotoGP dengan 109 poin, selisih 28 angka dari Joan Mir di puncak.
Dengan tiga balapan tersisa, peluang Dovizioso jadi juara dunia masih terbuka. Tapi, Dovizioso mencoba realistis karena dengan kemampuan motornya saat ini, akan sulit untuk bersaing di barisan terdepan kala balapan berlangsung.
"Saya rasa ini bukan saat yang tepat untuk membicarakan gelar juara. Saya tidak cukup cepat untuk mendapatkan itu. Saya sama sekali tidak bisa berpikir soal persaingan ini," ujar Dovizioso seperti dikutip Crash. "Strateginya kami adalah memaksimalkan setiap kesempatan. Peluang kami jadi juara dunia saat ini nol, nyaris tidak ada. Ini memang bukan saat yang tepat membicarakan gelar juara. Jika Anda tidak cepat, maka Anda tidak bisa bersaing," sambung Andrea Dovizioso.