Mayoritas umat muslim di seluruh dunia memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam (SAW), atau yang biasa disebut dengan Maulid Nabi. Perayaan ini merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam beberapa waktu setelah Nabi Muhammad wafat. Bagi umat muslim adalah penghormatan dan pengingatan kebesaran dan keteladanan Nabi Muhammad dengan berbagai bentuk kegiatan budaya, ritual dan keagaamaan.
Meski hingga kini masih ada kontroversi tentang peringatan tersebut, namun ada nilai dan makna. Diantaranya, nilai spiritual, dengan mengungkapkan kegembiraan terhadap kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan bentuk cerminan rasa cinta dan penghormatan kita terhadap Nabi pembawa rahmat bagi seluruh alam, menjadi momentum bagi umat Islam untuk mensyukuri kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Nilai moral yang dapat dipetik dengan memahami akhlak terpuji dalam kisah teladan Nabi Muhammad SAW dengan mempraktikan sifat-sifat terpuji Nabi Muhammad SAW.
Nilai sosial, dengan memuliakan dan memberikan jamuan makanan para tamu, terutama dari golongan fakir miskin yang menghadiri majelis maulid sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta.Hal ini sangat dianjurkan oleh agama.
Memperingati Maulid Nabi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Merujuk pada penjelasan al-Hafidh Ibnu Hajar al-‘Asqalani, perayaan bisa dilakukan di antaranya dengan, membaca Al-Qur'an, memberi makan orang, bersedekah, mengucapkan berbagai pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
Sangat penting diperhatikan bagi yang menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi, terutama di Indonesia. Dengan memperingati Maulid Nabi, kita dapat memetik nilai-nilai positif dari sifat-sifat terpuji Nabi Muhammad SAW.