Ada 13,7 juta kasus stroke baru per tahun di dunia. Di Indonesia sendiri, angka prevalensinya 10,9%, sesuai dengan data Riskesdas 2018. Kejadian stroke itu bisa terjadi pada usia 15 tahun ke atas, dengan kasus terbanyak ada di kelompok usia 75 tahun sekitar 50,2%, laki-laki persentasenya 11 persen, dibandingkan perempuan yaitu 10,9%. Lalu, soal kejadian kasus, masyarakat kota menempati posisi terbanyak yaitu 12,6 persen kasus stroke-nya, dibandingkan penduduk desa dengan angka kasus 8,8 persen.
Peringatan Hari Stroke Sedunia diprakarsai oleh WSO (World Stroke Organization) yang menyediakan platform global bagi komunitas stroke untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Juga, mendorong tindakan yang lebih baik terhadap penderita stroke di seluruh dunia. Tema yang diangkat dalam kampanye Hari Stroke Sedunia adalah: Save Minutes, Save Lives campaign.
Save Minutes Save Lives Saat seseorang terserang stroke, maka setiap detik yang berjalan usai serangan adalah waktu yang sangat krusial. Jaringan otak dan jutaan neuron yang ada di dalamnya perlahan akan melemah jika tidak segera mendapatkan pertolongan yang seharusnya.
Awalnya, ide untuk meningkatkan kesadaran terhadap bahaya penyakit stroke ke seluruh dunia, digagas oleh European Stroke Initiative sekira tahun 1990-an. Lalu, Organisasi The European Stroke meneruskan ide tersebut dengan mencanangkan tanggal 10 Mei sebagai Hari Stroke Sedunia.
Pada Kongres Stroke Sedunia 2004 yang digelar di Vancouver, Kanada, WSO kemudian mengubah peringatan Hari Stroke Sedunia ke tanggal 29 Oktober. Kemudian, pada Oktober 2006 Vladimir Hachinski membentuk World Stroke Proclamation dan di tahun yang sama International Stroke Society dan World Stroke Federation berkolaborasi menjadi WSO yang telah dikenal saat ini.
Sebagai edukasi kepada masyarakat gejala dan tanda-tanda stroke yang bisa dikenali dengan mudah oleh masyarakat awam, lewat slogan 'SeGeRa Ke RS', berikut ini gejala dan tanda stroke:
1. Se: Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air secara tiba-tiba.
2. Ge: Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba.
3. Ra: Bicara pelo atau tiba-tiba tidak dapat berbicara atau tidak mengerti kata-kata atau bicara tidak nyambung.
4. Ke: Kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh secara tiba-tiba.
5. R: Rabun, pandangan satu mata kabur, yang terjadi secara tiba-tiba.
6. S: Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya. Gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasikan.
Stroke itu penyakit yang dikenali mudah dengan kemunculan sesuatu tanda yang awalnya aktif lalu tiba-tiba jadi tidak aktif. Kondisi tiba-tiba menjadi kunci utama dari gejala stroke.