Memasuki usia 40 tahun, banyak hal yang terjadi dalam kehidupan, termasuk perubahan fisik. Banyak orang di usia 40 tahun mulai merasa berat badan susah turun. Apa penyebabnya? Penyebab berat badan susah turun di usia 40 tahun bisa bervariasi, termasuk adanya faktor genetik.
Penyebab berat badan susah turun di usia 40 tahun utamanya adalah karena metabolisme tubuh yang melambat seiring bertambahnya usia. Faktor lainnya juga termasuk perubahan hormon, terutama pada wanita jelang menopause. Selain itu, faktor terkait gaya hidup juga bisa menjadi penyebab berat badan susah turun. Pria dan wanita cenderung lebih stres dan memiliki tantangan fisik lebih untuk berolahraga memasuki usia 40 tahun daripada ketika mereka lebih muda.
Berikut penyebab berat badan susah turun di usia 40 tahun:
Kehilangan massa otot, jumlah otot tanpa lemak yang kita miliki menurun secara alami sebanyak 3-8 persen per dekade setelah usia 40 tahun. Ketika seseorang dengan usia 40 tahun tidak menerapkan pola hidup aktif, risiko kehilangan massa otot akan betambah karena berkaitan dengan masalah kesehatan terkait usia, seperti radang sendi. Otot tanpa lemak menggunakan lebih banyak kalori daripada lemak. Jadi, kecuali kita rutin melakukan latihan beban, tubuh hanya akan membutuhkan lebih sedikit kalori setiap harinya. Kondisi itu menyebabkan kenaikan berat badan lebih mungkin terjadi, apalagi jika kita juga mengonsumsi jumlah kalori yang sama seperti ketika masih muda.
Perubahan Hormon, Baik pria maupun wanita akan mengalami perubahan hormon seiring bertambahnya usia. Usia 40 tahun, cenderung lebih rentan mengalami kenaikan berat badan yang lebih banyak. Wanita akan memasuki masa menopause yang menyebabkan penurunan estrogen yang signifikan dan menyebabkan berat badan gampang naik, terutama di sekitar perut. Pergeseran penyimpanan lemak ini tak hanya membuat kenaikan berat badan lebih terlihat, tetapi juga meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, dan diabetes tipe 2. Banyak wanita mengalami kenaikan berat badan rata-rata 2,5 kg pada periode ini.
Sementara itu, pria mengalami penurunan testosteron yang signifikan seiring bertambahnya usia. Testosteron mulai menurun bertahap di sekitar usia 40 tahun.
Metabolisme tubuh melambat Penurunan massa otot kemungkinan akan memperlambat metabolisme tubuh. Adapun metabolisme adalah sebuah proses kompleks yang membantu tubuh mengubah kalori menjadi energi. Dengan lebih banyak lemak dan lebih sedikit otot, pembakaran kalori tubuh menjadi berkurang. Apalagi, banyak orang usia 40 tahun menjadi kurang aktif seiring bertambahnya usia. Ini menjadi faktor yang memperlambat metabolisme tubuh.
Lebih stres dan kurang gerak Ketika memasuki usia 40 tahun, karir seseorang kemungkinan lebih mapan dari sebelumnya. Meski kedengaran hebat, namun kesibukan membuat orang usia 40 tahun memiliki tantangan lebih untuk menurunkan berat badan. Selain itu, aktivitas fisik yang lebih sedikit menjadi faktor lainnya dari penyebab berat badan susah turun.
Perubahan pola hidup yang besar, Misalnya, karena sudah memiliki anak, waktu yang dihabiskan untuk berolahraga jadi berkurang karena dialihkan untuk bermain dengan anak. Ketika anak sekolah atau bermain, kita harus bekerja atau mengerjakan pekerjaan rumah. Orang-orang yang berada di usia 40 tahun seolah-olah tak punya lagi waktu untuk dirinya sendiri. Akibatnya, niat diet dan berolahraga pun bisa kandas sehingga berat badan susah turun.
Diperlukan komitmen khusus untuk membantu menurunkan berat badan di usia 40 tahun.
Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi berat badan susah turun, antara lain:
- Memperbanyak konsumsi sayur dan buah serta makanan padat nutrisi lain. Ini dilakukan sehingga kita lebih cepat kenyang dan membantu mencegah makan berlebih.
- Sarapan penting untuk usia berapa pun, tapi bagi orang usia 40 tahun ke atas, sarapan sangatlah membantu untuk mencegah makan berlebih di waktu lainnya.
- Makan lebih sedikit di malam hari. Namun, pastikan tetap memerhatikan kualitas makanan yang kita asup.
- Masak makanan sehat. Ini dilakukan untuk mengurangi asupan kalori dan lemak berlebih yang mungkin kita dapatkan ketika beli makanan di luar.
- Makan dalam porsi lebih kecil dan mencatat kalori. Hal ini dilakukan untuk membantu kita makan lebih sedikit.
- Menerapkan praktik makan mindful (mindful eating) untuk mencegah perilaku makan berlebih, terutama saat sibuk.
- Hindari minum soda. Selain tinggi gula, soda bisa meningkatkan risiko diabetes.
- Berhenti minum alkohol. Minuman beralkohol tinggi kalori dan bisa memicu rasa lapar, sehingga menyebabkan kita makan berlebih.
- Luangkan waktu berolahraga di tengah kesibukan, setidaknya 2,5 jam aktivitas fisik moderat per minggu. Misalnya, jalan cepat atau berkebun.
- Membangun otot. Meski massa otot secara alami akan menurun, usahakan rutin melakukan latihan kekuatan, seperti angkat beban atau melakukan latihan bodyweight.
- Hindari stres. Lakukan aktivitas seperti yoga, meditasi, jalan kaki, atau membaca buku untuk membantu menghilangkan stres.
- Tidur cukup. Kualitas tidur yang baik akan membantu mengurangi risiko kegemukan.