Sejarah peringatan Hari Konferensi Asia Afrika (KAA) dirayakan setiap tanggal 18 April. KAA dilaksanakan pada 18-25 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung, yang menghasilkan Dasasila Bandung.
Lantas, apa tema peringatan sejarah hari KAA ke-67 tahun 2022 ini? KAA diikuti oleh 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia. Forum ini dimotori oleh para tokoh pemerintahan dari negara-negara yang belum lama merdeka, termasuk Ali Sastroamidjojo (Indonesia), Mohammad Ali Bogra (Pakistan), Jawaharlal Nehru (India), Sir John Kotelawala (Sri Lanka), dan U Nu (Burma/Myanmar).
KAA bertujuan untuk mempererat kerja sama ekonomi dan kebudayaan negara-negara Asia dan Afrika, juga untuk melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.
Latar belakang diadakannya KAA ini adalah kesamaan nasib negara-negara di Asia dan Afrika setelah Perang Dunia II. Selain itu, KAA juga mendukung perjuangan dan mendorong terwujudnya kemerdekaan untuk negara-negara yang masih di bawah penjajahan usai Perang Dunia II. Negara-negara berkembang pun terdorong untuk membantu meredakan ketegangan dan menciptakan perdamaian dunia. Usai Perang Dunia II, ketegangan belum selesai karena terjadi persaingan antara Blok Barat yang dimotori oleh Amerika Serikat melawan Blok Timur yang digawangi oleh Uni Soviet. Persaingan ini kemudian dikenal sebagai Perang Dingin (Cold War). Situasi inilah yang kemudian mendorong digelarnya KAA.
Laman kemenlu.go.id menyebutkan, ada 29 negara dari Asia dan Afrika yang menjadi peserta KAA, termasuk Afganistan, Arab Saudi, Burma (Myanmar), Ceylon (Sri Lanka), Cina, Ethiopia, India, Indonesia, Irak, Iran, Jepang, Kamboja, Laos, juga Lebanon. Ada pula Liberia, Libya, Mesir, Nepal, Pakistan, Filipina, Sudan, Suriah, Thailand, Turki Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara), Republik Vietnam (Vietnam Selatan), Yaman, Yordania, serta Siprus.
KAA disebut sebagai salah satu capaian Kabinet Ali Sastroamidjojo yang berhasil menyelenggarakan suatu kegiatan yang bersifat internasional. Disebutkan pula gagasan untuk memperluas gerakan Asia-Afrika sudah dicetuskan Sukarno sejak 1928, tahun yang sama dengan momentum Sumpah Pemuda.
Pada intinya, KAA membuktikan Indonesia mampu turut aktif dalam upaya menciptakan perdamaian dunia melalui Dasa Sila Bandung.
Peringatan Konferensi Asia-Afrika ke-67 tahun 2022 mengusung tema "Pulih Bersama Bangkit Perkasa" atau "Recover Together, Recover Stronger". Kepala Museum Konferensi Asia-Afrika, Dahlia Kusuma Dewi, memaparkan bahwa tema ini hadir sebagai pengenalan kepada publik tentang peringatan KAA sekaligus komitmen dari Museum KAA dalam mengemban visi untuk melestarikan nilai-nilai KAA. Nilai-nilai KAA bersumber dari Dasasila Bandung yang merupakan hasil kesepakatan para pemimpin Asia dan Afrika pada 1955 silam di Kota Bandung.