Tim Indonesia yang terdiri dari pelajar SMA dan SMP berhasil meraih 7 medali pada ajang internasional bidang sosial International Conference of Young Social Scientists atau ICYSS 2019. Tim tersebut membawa pulang 1 medali emas, 3 medali perak, dan 3 medali perunggu.
Arnett Grady, pelajar dari Cita Hati Christian School West Campus, Surabaya memperoleh medali emas dengan karya ilmiahnya di bidang Geografi yang berjudul ‘A Study to Find Solution for Urban Floods in Citraland’.
Shabrina Arinka, cucu Presiden Indonesia yang keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, membawa pulang medali perak. Arinka dan dan rekan sekelompoknya Maria Angelita dari Tumbuh High School Yogyakarta, membawa judul penelitian ‘Fake News And Election: Through The Lens of Millenials And Gen Z’ dalam bidang sosiologi.
Selain itu, medali perak di bidang ekonomi juga diraih oleh Stryna Ownrysher Nyoto dari Cita Hati Christian School East Campus Surabaya dengan karya ilmiah yang berjudul ‘Smoker Transparency Operation Protocol (STOP)’ dan William Chandra dengan karya ilmiah yang berjudul ‘Media Effect on Negative Stereotyping Among High School Student’ di bidang Psikologi.
Rafael Asa Edginius Krisdina dan Clarissa Pramesti Tiara Puteri dari SMPK Santa Maria Surabaya meraih medali perungu di bidang Sosiologi dengan karya ilmiah berjudul ‘Influence of Social Media on The Learning Pattern and Academic Achievements of Adolescents: Case Study in Santa Maria Junior High School Surabaya’.
Jeremy James dari SMA Ciputra Surabaya juga meraih medali perunggu di bidang sejarah yang berjudul ‘Harmonization of Sunda-Jawa, Potential for the Loss of The Dinoyo Street and Gunung Sari History in Surabaya’ dan Jacques Davidson Widodo dari Cita Hati Christian School East Campus Surabaya membawa pulang medali perunggu di bidang Geografi lewat penelitian yang berjudul ‘Exploring Geographic Adventages in Indonesia’.
"Sebuah pencapaian yang luar biasa bagi Indonesia, mengingat separuh dari juara di atas masih duduk di bangku SMP, dan lomba tidak membedakan siswa SMP atau SMA," ujar Monika Raharti, Direktur Center for Young Scientists melalui rilis resminya.