Bernama lengkap Jacobus Cornelis Haartsen atau biasa dikenal dengan nama Jaap Haartsen adalah seorang Insinyur Listrik lulusan Delft university of Technologi, Netherlands, tahun 1986, dan seorang insinyur yang bekerja di Ericsson. Sebelumnya ia bekerja di Philips dan Siemens.
Pada tahun 1991, ketika Haartsen berada di Divisi Terminal Ericsson Mobile, di Lund, Swedia, ia diminta untuk mengembangkan investigasi dalam ruangan, koneksi radio jarak pendek pada jarak sekitar tiga sampai 4 meter. Ini dilakukan sebagai sarana untuk meningkatkan penjualan produk Ericsson.
Yang kemudian Haartsen segera mengembangkan konsep komunikasi nirkabel antara perangkat master dan slave, menggunakan frekuensi virtual hopping, yaitu Teknologi komunikasi WLAN dan GSM dan juga memerlukan basestation atau access point untuk menghubungkan perangkat slave. Namun hal itu membuat Haartsen berfikir bahwa konsepnya tersebut membutuhkan daya yang tinggi pada sistemnya.
Pada tahun 1995, Haartsen bersama dengan timnya yang juga para Insinyur dari perusahaan selain Ericsson, yaitu Nokia, Intel, Toshiba dan IBM, untuk menyempurnakan teknologi hopping frekuensi yang memungkinkan perangkat saling "menemukan" dan kemudian bertukar data dengan daya rendah.
Pada tahun 1997, Haartsen mengajukan Paten AS nomor 6590928, 'Frequency hopping piconets' dalam sistem multi-user nirkabel yang kemudian diberi nama Bluetooth. Logo Bluetooth diambil dari Inisial namanya, disusun dari Alfabet Denmark Kuno,( Rune Nordik ) untuk inisial namanya, yakni H (Harald) dan B (Blåtand").
Nama Bluetooth diambil dari nama seorang Raja Denmark yang bernama Harald "Blåtand" Gormsson yang memerintah dua negara yaitu Denmark pada tahun 958 M dan Norwegia pada tahun 970 M, karena dia berhasil menyatukan suku - suku yang bertikai di Denmark, Swedia dan Norwegia (Negara Skandinavia),yang sebelumnya sering terlibat dalam peperangan.
"Blåtand" adalah nama julukannya yang diambil dari bahasa Denmark Kuno, yang secara harafiah dalam bahasa Inggris nya artinya" Bluetooth" atau " Gigi Biru". Menurut sejarahnya, Julukan tersebut diberikan karena Raja Harald, gemar memakan buah blueberry, yang meninggalkan bekas biru pada giginya.