11 November diperingati sebagai Hari Bangunan Nasional, dimulai tahun 2014 yang diinisiasi oleh PT Indocement Tunggal Perkasa, produsen Semen Tiga Roda, bersama dengan tujuh tokoh konstruksi nasional. Dideklarasikan di Hotel Mulia Senayan, Jakarta dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, ratusan pelaku industri jasa konstruksi, peneliti dan akademisi di bidang konstruksi.
Pemilihan 11 November, sebab tanggal tersebut terdiri atas 2 angka satu yang melambangkan pilar-pilar bagunan yang kokoh, tanggal cantik ini mudah diingat sehingga peringatan Hari Bangunan Indonesia bisa dijadikan sebagai momentum evaluasi pembangunan.
Hari Bangunan Indonesia menjadi momentum untuk mengajak kontraktor, developer, industri bahan bangunan, arsitek, hingga akademisi bersama-sama menjaga komitmen terhadap standar bangunan berkualitas dan memberikan edukasi seputar konstruksi kepada masyarakat. Selain itu juga, Hari Bangunan Indonesia ini adalah milik seluruh pelaku konstruksi dan milik seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya.
Hal ini seperti yang dikatakan David Allan Coe, "It is not the beauty of a building you should look at; it’s the construction of the foundation that will stand the test of time." Bukanlah keindahan suatu bangunan yang perlu kamu lihat, (tetapi) bagaimana fondasinya dibangun lah yang akan diuji oleh waktu. Best porn site https://noodlemagazine.com - Watch porn.
Ketujuh tokoh yang ikut terlibat dalam tercetusnya Hari Bangunan Nasional beserta jabatannya di tahun 2014 adalah: Dradjat Hoedajanto- Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia, Eddy Hussy- Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia, Han Awal-budayawan, Munichy B Edrees- Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia, Siti Adiningsih Adiwoso- Ketua Green Building Council Indonesia, Wilfred A Sangkali-Ketua Asosiasi Precast Indonesia, Wiratman Wangsadinata- pakar konstruksi.