Orang yang sakit demam berdarah atau DBD biasanya melalui tiga fase penyakit, sejak kemunculan gejala pertama kali sampai benar-benar sembuh.
Siklus DBD ini menandakan bahwa tubuh Anda sedang berperang melawan virus dengue yang dibawa oleh nyamuk. Fase penyakit demam berdarah sering juga disebut sebagai Siklus Pelana Kuda. Disebut demikian karena ketika digambarkan, laju perkembangan penyakitnya terlihat tinggi-rendah-tinggi yang mirip seperti alas duduk orang berkuda.
Berikut adalah penjelasan dari fase atau siklus demam berdarah (DBD) yang harus Anda ketahui.
1. Fase demam
Fase demam adalah fase pertama demam berdarah yang terjadi segera setelah virus mulai menginfeksi. Gejala paling khas yang muncul pada fase ini adalah demam tinggi lebih dari 40 derajat Celsius yang muncul tiba-tiba. Demam tinggi biasanya berlangsung selama 2-7 hari.
Berbarengan dengan demam tinggi, gejala DBD pada fase pertama sering meliputi munculnya ruam kemerahan khas demam berdarah pada sekujur badan dan kulit wajah. Di fase ini akan muncul juga keluhan nyeri persendian dan otot di seluruh tubuh serta sakit kepala. Pada beberapa kasus ditemukan gejala berupa nyeri dan infeksi tenggorokan, sakit di sekitar bola mata, penurunan nafsu makan, hingga mual dan muntah. Gejala-gejala awal inilah yang menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit yang akan mengarahkan dokter pada diagnosis demam berdarah.
Apabila demam berlangsung selama lebih dari 10 hari, kemungkinan demam tersebut bukanlah karena demam berdarah. Sementara pada anak kecil yang terkena DBD, fase demam berdarah di awal dapat ditandai dengan dengan kejang dan demam tinggi. Anak juga mungkin akan mengalami dehidrasi. Dibanding orang dewasa, anak-anak cenderung lebih mudah kurang cairan saat demam tinggi.
Berbagai gejala DBD awal dapat membuat penderita kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari. Kebanyakan orang mungkin jadi harus cuti sakit atau absen sekolah karena badan terasa sangat lemah. Maka selama fase pertama ini, pasien demam berdarah dianjurkan untuk memperbanyak minum air putih. Mencukupi kebutuhan cairan tubuh dapat membantu menurunkan demam dan mencegah terjadinya dehidrasi. Ketika demam cepat mereda kemungkinan besar berarti penyakit demam berdarahnya tidak begitu parah. Namun, pasien juga harus terus dipantau karena fase DBD yang satu ini rentan beralih menjadi fase kritis.
2. Fase kritis
Setelah melewati fase demam, orang yang sakit demam berdarah rentan mengalami fase kritis yang sering kali mengecoh. Fase kritis disebut mengecoh karena di tahap ini demam akan turun drastis hingga ke suhu tubuh normal (sekitar 37 derajat Celcius) sehingga penderita merasa sudah sembuh. Beberapa orang bahkan ada yang sudah kembali beraktivitas seperti biasa.
Padahal, justru di fase inilah kondisi Anda bisa berubah fatal jika menghentikan pengobatannya. Jika fase ini diabaikan dan tidak ditangani dengan tepat, trombosit darah akan semakin turun. Penurunan trombosit secara drastis dapat menyebabkan perdarahan yang terlambat disadari.
Selama masa peralihan dari fase demam ke kritis, pasien akan berisiko tinggi untuk mengalami kebocoran plasma darah dari pembuluh, kerusakan organ tubuh, dan perdarahan hebat. Dalam 3 sampai 7 hari pertama setelah lewat dari fase demam, pasien DBD sangat berisiko mengalami kebocoran pembuluh. Mulai dari sinilah tandanya Anda sudah memasuki fase demam berdarah kritis. Gejala kebocoran pembuluh darah pada fase demam berdarah ini dapat dilihat secara jelas. Tanda-tandanya, penderita demam berdarah bisa terus-menerus mimisan dan muntah-muntah, hingga merasakan sakit perut yang tidak tertahankan. Pemeriksaan di laboratorium juga menunjukkan pasien mengalami pembesaran organ hati. Perlu diketahui juga bahwa fase kritis juga bisa terjadi tanpa kebocoran plasma yang disertai perdarahan luar. Jadi meski dari tampak luar Anda tidak mengeluarkan darah, sebetulnya tubuh Anda sedang mengalami perdarahan internal yang lebih parah.
Orang yang sedang berada di tahap atau siklus ini sebetulnya harus tetap melanjutkan pengobatan DBD meski tampak sehat. Pasalnya, kondisi tubuh orang tersebut belum sembuh sepenuhnya. Jika tidak segera mendapatkan pengobatan, trombosit pasien akan terus menurun secara drastis dan dapat mengakibatkan perdarahan yang sering tidak disadari. Oleh sebab itu, cara satu-satunya untuk melewati siklus atau masa kritis DBD adalah mendapatkan penanganan medis sesegera mungkin.Pasien harus cepat ditangani oleh tim medis karena fase kritis ini berlangsung tidak lebih dari 24-38 jam.
3. Fase penyembuhan
Apabila pasien demam berdarah sudah berhasil melewati fase kritis, ia umumnya akan kembali mengalami demam. Namun, hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Fase ini justru merupakan tanda-tanda bahwa pasien demam berdarah mulai sembuh.
Seiring dengan naiknya suhu tubuh, trombosit juga akan perlahan ikut naik ke taraf normal. Cairan tubuh yang tadinya turun selama dua fase pertama juga pelan-pelan mulai kembali normal pada 48-72 jam setelahnya. Masa penyembuhan demam berdarah juga dapat dilihat dari peningkatan nafsu makan, sakit perut yang mereda, serta rutinitas berkemih yang juga kembali normal.
Secara umum, orang yang sakit DBD bisa dikatakan akan sembuh jika jumlah trombosit dan sel darah putihnya kembali normal setelah dilihat melalui tes darah khusus DBD. Waktu yang umumnya dibutuhkan bagi pasien demam berdarah untuk sembuh sepenuhnya adalah 1 minggu.