Hari Kusta Internasional atau World Leprosy Day diperingati pada Minggu terakhir di bulan Januari. Untuk tahun 2022 ini peringatan pada 25 Januari 2022.
Kusta merupakan penyakit paling tua di dunia. Bahkan diyakini jika penyakit ini telah muncul pada 600 SM di India. Peradaban tertua di China, Mesir, dan India menganggap bahwa kusta adalah penyakit menular yang tak bisa disembuhkan. Itu sebabnya, banyak penderitanya yang diasingkan dari kehidupan masyarakat. Untuk meningkatkan kesadaran orang-orang terhadap penyakit ini, maka setiap tahunnya diadakan Hari Kusta Internasional.
Pemilihan Hari Kusta Internasional yang jatuh pada hari Minggu terakhir di bulan Januari setiap tahunnya merupakan inisiatif dari aktivis kemanusiaan Perancis, Raoul Follereau, pada 1953. Penyakit kusta dipercaya muncul dari India pada awal 600 SM. Istilah kusta berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu “Khustha” yang berarti menggerogoti. Alasan dipilihnya hari ini adalah karena Raoul Follereau ingin memberikan penghargaan atas kehidupan Mahatma Gandhi yang memiliki belas kasihan kepada orang-orang yang menderita kusta di masa itu. Sekarang, Hari Kusta Internasional diperingati sebagai pengingat kepada seluruh masyarakat bahwa penderita atau orang yang pernah mengalami kusta memerlukan perhatian lebih. Itu karena penyakit kusta atau lepra adalah penyakit kronis yang bisa menular dan menimbulkan kecacatan, namun masih ada harapan untuk sembuh.
Munculnya Penyakit Kusta Asal penyakit kusta ini dipercaya muncul di India. Namun, laporan keberadaan kusta juga dapat ditemukan dalam tulisan kuno dari Jepang (abad ke-10 SM) dan Mesir (abad ke-16 SM). Dalam tulisan kuno itu disebutkan jika penyakit kusta muncul karena kebiasaan orang-orang yang tidak higienis dan tidak memperhatikan kebersihan sekitarnya. Pada saat itu, orang dengan penyakit kusta dijauhkan dari lingkungan dan tidak diperbolehkan mengunjungi tempat yang menjadi sumber air seperti sumur dan sungai, agar tak menulari warga lain.
Kusta disebabkan kuman mycobacterium leprae yang dapat berinkubasi selama lima tahun. Kuman tersebut dapat menyerang kulit dan saraf tepi, sehingga jika terlambat diobati dapat menimbulkan cacat permanen.
M. leprae berkembang biak dengan lambat dan masa inkubasi penyakit rata-rata adalah lima tahun. Dalam beberapa kasus, gejala dapat muncul dalam waktu satu tahun, tetapi bisa juga membutuhkan waktu hingga 20 tahun. Penyakit ini terutama menyerang kulit, saraf tepi, mukosa saluran pernapasan bagian atas, dan mata, di mana orang yang menderita penyakit ini merasa sulit untuk menutup mata.
Tanda pertama kusta biasanya berupa bercak kulit yang berubah warna dan jika tidak diobati, kusta menyebabkan hilangnya sensasi, kelumpuhan, bisul dan infeksi, yang dapat menyebabkan kebutaan dan amputasi. Saraf yang membesar juga bisa menjadi tanda kusta. Saraf ulnaris, di bagian belakang siku, adalah yang paling sering terkena serta saraf peroneal di bagian luar kaki, tepat di bawah lutut. Selain itu, kusta terkadang menyebabkan bintil atau benjolan pada kulit. Karena kuman tersebut bisa menyerang saraf, maka tak jarang kusta dapat menyebabkan hilangnya sensasi, kelumpuhan, bisul, dan infeksi, yang dapat menyebabkan kebutaan dan amputasi. Kusta juga dapat menular melalui cairan yang berasal dari mulut atau hidung dalam jangku waktu kontak yang lama.
Kusta dapat ditangani dan disembuhkan dengan multidrug therapy (MDT) yang terdiri dari clofazimine, rifampisin dan dapson. Adapun, terapi obat ini bisa berlangsung antara 6-24 bulan. Pada tahun 1995, WHO membagikan obat ini ke negara-negara dengan pengidap kusta yang banyak. Selain MDT, pasien kusta juga diberi resep obat antibiotik untuk membunuh bakteri Mycobacterium leprae, yaitu minocycline dan ofloxacin. Obat antiinflamasi pun juga disarankan untuk dikonsumsi.